Gabungan pengemudi taksi online yang tergabung dalam Driver Online Indonesia (DRONE) menggelar aksi demonstrasi di kantor Grab Indonesia dan Gojek.
Kepala Divisi Humas DRONE Abah Ajat menjelaskan aksi itu dilakukan karena kenaikan harga BBM membuat penghasilan pengemudi taksi online turun karena tarif angkutan itu tak ikut dinaikkan.
“Betul (saat ini masih dipotong aplikator 20 persen) dari total order ya, orderan penumpang itu dipotong 20 persen.
Udah gitu ditambah harga BBM naik, kan.
Istilahnya mati segan hidup pun tak mampu,” ujar dia saat ditemui di sela-sela demonstrasi di depan Kantor Grab Indonesia, Gama Tower, Jakarta Selatan, pada Senin, 12 September 2022.
Setelah kenaikan harga BBM, kata Ajat, penghasilannya menurun.
Dia mencontohkan, argo Rp 12 ribu, lalu biaya bensin Rp 10 ribu.
“Kami para driver online ini tidak bisa hidup dengan pendapatan yang sekarang ini.
Jadi kami turun aksi untuk meminta ke pihak aplikator untuk menaikan tarif.
Karena selama yang kita jalani ini karena kenaikan harga BBM itu tidak menutup semua kebutuhan,” kata dia.
Adapun untuk usulan kenaikannya, Ajat tidak ingin muluk-muluk.
Yang penting adalah lebih manusiawi saja.
“Karena kan teman-teman ada yang nyicil mobil, terus untuk dapur di rumah.
Jadi untuk saat ini benar-benar tidak cukup.
Jadi kita walaupun memaksakan tarif yang sekarang hanya cukup untuk beli bensin,” tutur Ajat.
Sedangkan untuk potongan dari aplikator atau biaya sewa aplikasi, pengemudi hanya ingin dipotong jadi 10-15 persen.
“Kita juga pengen biaya operasional ini potongan dari aplikasi 20 persen agat dikurangi, karena itu menjadi beban buat kita,” ucap Ajat menambahkan.
Massa aksi yang datang berjumlah sekitar 400-an orang.
Mereka mulai berdatangan dengan menggunakan mobil yang diparkirkan di sekitaran gedung dan berkumpul di depan gedung tersebut pada pukul 10.00 WIB.
Massa aksi sempat ricuh dan membuat gerbang depan Tower Gama ambruk pada pukul 11.04 WIB.
Setelah itu para pengemudi berhamburan memasuki halaman gedung tersebut.
Mereka beberapa kali berbincang dengan pengelola gedung.
Salah satu peserta aksi tetap berkukuh ingin ditemui langsung oleh pihak Grab Indonesia.
Namun ternyata kantor Grab Indonesia sudah pindah dari Gama Tower.
Setelah memastikan bahwa kantornya benar-benar pindah, salah seorang koordinator aksi di atas mobil komando memerintahkan kepada massa aksi untuk membubarkan diri dati gedung tersebut dan berpindah ke kantor Gojek di kawasan Blok M.
“Satu suara, di sini tidak ada Grab, ayo lanjut ke kantor Gojek,” seru salah seorang koordinator aksi.
Aksi tersebut selain menuntut kenaikan tarif juga menyampaikan beberapa aspirasi lain yakni meminta agar pisahkan Blue Bird dari aplikasi Gojek – Grab dan kembali pada sistem awal yakni ride sharing, yakni pengemudi taksi bebas mengambil orderan.
Tuntutan lainnya meminta agar aplikator merevisi perjanjian kemitraan yang adil dan melibatkan seluruh elemen dari driver online.
Serta berhenti lakukan penerimaan mitra baru pada aplikasi Gojek – Grab untuk menjaga kestabilan antara penumpang dengan mitra driver online.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini