Jakarta -Belakangan ini, beberapa wilayah di Indonesia dilanda oleh peristiwa kemarau basah yang didalamnya ada cuaca ekstrem.
Fenomena ini biasanya ditandai dengan suhu dingin di pagi hari, tetapi berubah menjadi panas di siang hari.
Dikutip dari laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika alias BMKG, istilah kemarau basah umumnya digunakan untuk merujuk pada puncak-puncak musim kemarau, tetapi diiringi oleh angin kencang dan hujan di beberapa daerah.
Di Indonesia, kemarau telah terjadi sejak bulan Juni.
Salah satu dampak utama dari kemarau basah adalah curah hujan yang tiba-tiba lebat atau adanya tiupan angin muson yang kencang.
Secara ilmiah, kedua bencana ini juga dapat disebut sebagai bencana hidrometeorologi, yaitu fenomena bencana terkait atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).
Dilansir dari laman iklim.bmkg.go.id, terdapat beberapa bencana yang biasa terjadi di Indonesia saat masa-masa musim kemarau basah.
Merujuk Peraturan Kepala BMKG Nomor 9 Tahun 2010, cuaca ekstrem merupakan fenomena ketika cuaca berubah dan berlangsung secara tidak wajar dan berpotensi mengakibatkan kerugian jiwa ataupun material.
Umumnya, cuaca ekstrem di Indonesia berupa hujan es atau hujan lebat.
Sementara itu, pada hari Minggu, 28 Agustus 2022 lalu, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi di 23 provinsi di Indonesia.
Angin kencang merupakan fenomena ketika angin bergerak dan berputar dengan kecepatan lebih dari 45 kilometer per jam.
Sementara itu, apabila angin tersebut berputar lebih dari 64,4 kilometer per jam dan tercipta berkat adanya awan cumulonimbus, maka angin tersebut disebut sebagai angin puting beliung.
Banjir merupakan salah satu bencana yang kerap terjadi di Indonesia.
Umumnya, banjir terjadi karena limpahan air dari sungai, danau, atau laut akibat adanya hujan lebat secara terus-menerus.
Terbaru, Kabupaten Singkawang di Kalimantan Barat dilaporkan mengalami banjir besar hingga merendam beberapa wilayah di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Aziz Singkawang.
Perlu diketahui, Kalimantan Barat merupakan salah satu dari 23 provinsi yang diprediksi oleh BMKG mengalami fenomena cuaca ekstrem.
Walaupun menimbulkan banjir di beberapa daerah, musim kemarau basah juga menimbulkan kekeringan di beberapa tempat.
Sederhananya, kekeringan tercipta ketika defisit hujan terjadi pada wilayah dan periode tertentu.
Diberitakan oleh Antara, Kabupaten Rote Ndai di Nusa Tenggara Timur menjadi salah satu daerah di Indonesia yang mengalami darurat kekeringan.
Terkait fenomena-fenomena tersebut, BMKG mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk melakukan sosialisasi yang lebih masif guna meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dan pemerintah terkait pencegahan bencana-bencana hidrometeorologi, seperti banjir, cuaca ekstrem, dan hujan lebat.